CJH yang masuk ke Asrama Haji Donohudan sudah capai 80%

updatehaji3Boyolali, 4 Oktober 2013. Sampai dengan tanggal 3 Oktober 2013 malam, sejumlah 21.302 orang Calon Jamaah haji (CJH) dari 57 kloter Embarkasi Solo telah masuk asrama haji Donohudan Boyolali dan  dilakukan pemeriksaan kesehatan akhir. Jumlah ini artinya sudah 80,2 % CJH diperiksa kesehatan akhir dari rencana 26.544 orang. Direncanakan sampai tanggal 8 Oktober 2013 semua CJH dari 71 kloter telah selesai diperiksa kesehatan akhir.

Monitoring dan Evaluasi Perintisan Wilker Karimunjawa

perin1Pada tanggal 23-25 September 2013, KKP Semarang melakukan monitoring dan evaluasi perintisan Wilayah Kerja (Wilker) Karimunjawa. Petugas yang melakukan monev adalah dr. Anas Ma’ruf, MKM (Kepala KKP Semarang), Muhkammad Pujianto, SKM  (staf seksi PRL) dan Hevny Kartika Dewi, S. ST (staf seksi UKLW).

Empat jemaah haji asal Embarkasi Solo wafat di Arab Saudi

kbsoc3Boyolali, 30 September 2013. Jemaah haji asal Embarkasi Solo yang wafat di Arab Saudi sampai saat ini berjumlah 4 orang. Penyebab meninggal karena pnumonia, sirosis hepatis, respiratory diseases, dan cardiovaskuler diseases. Sedangkan jemaah haji asal Embarkasi Solo yang di rawat inap di Arab saudi sebanyak 19 orang. Terdiri dari  9 orang di Daker Madinah, Daker Mekah 1 orang, rawat inap di BPHI Mekah 5 orang, rawat inap di RS. King Fahad Madinah 1 orang,

Survey Pelayanan Publik Bidang Kesehatan Embarkasi Solo Tahun 2013

kepuasanDalam rangka penerapan ISO 9001:2008 Bidang Kesehatan Embarkasi Solo tahun 2013, telah dilakukan survey kepuasan pelanggan. Survey dilakukan pada  calon jemaah haji (CJH) di Embarkasi Solo dengan cara random. Responden diambil dari setiap kloter yang telah dilakukan pemeriksaan kesehatan akhir (PA) masing-masing 5 orang. Sampai dengan Kamis tanggal 26 September 2013, jumlah kloter yang dilayani PA sebanyak 42 kloter, sehingga jumlah reponden sebanyak 210 orang.

Peran KKP Dalam Penyelenggaraan Kesehatan Haji

peran01Oleh : Ariyanto, SKM* dan dr. Anas Ma’ruf, MKM**

Ibadah haji mensyaratkan kemampuan (istitho’ah) kesehatan secara fisik dan jiwa, selain kemampuan ekonomi dan ilmu. Untuk memenuhi ketentuan syar’i tersebut, perlu upaya pembinaan kesehatan secara dini, intensif, dan berkesinambungan. Oleh karena itu, perlu adanya suatu sistem penyelenggaraan kesehatan haji